PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI PERDAGANGAN BURUNG HANTU DI PULAU JAWA

Diyah Wara Restiyati
| Abstract views: 598 | PDF views: 770

Abstract

Masyarakat Jawa secara budaya memercayai bahwa burung hantu identik dengan kematian, sihir, hal gaib, dan wahana untuk menuju dunia arwah. Namun, perdagangan burung hantu di pasar dan secara daring di daerah Jawa terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil monitoring perdagangan di pasar burung pada tahun 2018-2019, tercatat ada satu ekor burung terjual setiap minggunya, sedangkan perdagangan secara daring tercatat bahwa satu ekor burung terjual setiap harinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Jawa terhadap perdagangan burung hantu. Kajian etnoornitologi dilakukan untuk melihat hubungan atau keterkaitan antara budaya masyarakat dengan burung, khususnya burung hantu. Kajian dilakukan dalam waktu lima bulan dengan melakukan monitoring perdagangan daring, survei daring, dan wawancara. Hasil kajian ini untuk memberi masukan pada pembuat kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian satwa liar terutama burung hantu.

Keywords

burung hantu, etnoornitologi, perdagangan, satwa liar

Full Text:

PDF

References

BBC.com (2017). Bagaimana Harry Potter jadi Kutukan bagi Burung Indonesia. Diambil dari https://www.bbc.com/indonesia/majalah-40972149 [23 Agustus 2017]

MacKinnon, J., Phillipps, K. & van Balen, B. (2010). LIPI-Seri Panduan Lapangan. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam). LIPI dan Burung Indonesia.

Munandar, A.A. (2018). Antarala Arkeologi Hindu-Buddha. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Munandar, A.A. (2019). Kaladesa Awal Sejarah Nusantara Edisi Revisi. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Owlpages.com (2018). Eastern Barn Owl (Tyto javanica). Diambil dari https://www.owlpages.com/owls/species.php?s=30 [13 Maret 2018]

Partasasmita, R., Iskandar, J. & Malone, N. (2016). Karangwangi people’s (South Cianjur, West Java, Indonesia) local knowledge of species, forest utilization and wildlife conservation. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 17(1), 154-161.

Shepherd, C. R. (2012). The owl trade in Jakarta, Indonesia: a spot check on the largest bird markets. Birding Asia, 18, 58-59.

Rifai, M. A. (2017). Desawarna Saduran Kakawin Nagarakertagama untuk Bacaan Remaja. Depok: Komunitas Bambu.

Tidemann, S. & Gosler, A. (2010). Ethno ornithology, Birds, Indigenous, Peoples, Culture, and Society. London: Routledge: Earthscan.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.