STATUS PENELITIAN CENDANA DI PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

I Komang Surata, Maman Mansyur Idris
| Abstract views: 3726 | PDF views: 3247

Abstract

Cendana (Santalum album L.) adalah hasil hutan yang tergolong sangat penting dari Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena merupakan spesies endemik yang terbaik di dunia dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Dewasa ini populasinya sudah semakin menurun. Oleh sebab itu dalam pemanfaatan perlu segera diikuti upaya pelestarian. Untuk mewujudkan upaya tersebut sebagaimana yang diharapkan, dukungan teknologi sangat diperlukan. Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Kupang yang berkedudukan di daerah inti produksi cendana telah berupaya secara sungguh-sungguh untuk menyediakan teknologi yang dibutuhkan lewat kegiatan penelitian. Paket-paket teknologi hasil penelitian cendana yang telah dihasilkan dan sudah dapat diujicobakan untuk pengembangannya di lapangan antara lain teknik pembuatan Hutan Tanaman dengan menggunakan sistem tumpangsari, pengelolaan tegakan alam lewat permudaan tunas akar yaitu dengan pemotongan akar lateral pohon induk cendana dan teknik penggalian tunggak akar yang dilaksanakan saat penebangan, penentuan target tebangan tahunan yang berdasarkan data jumlah pohon masak tebang, kandungan teras dan daur/umur pohon cendana. Dalam rangkamendapatkan benih cendana dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dewasa ini upaya pemuliaan pohon cendana telah mulai dilakukan. Kegiatan yang sedang berjalan antara lain pemilihan calon pohon plus, uji keturunan, uji provenan, teknik kultur jaringan,penunjukan tegakan benih dan pembangunan kebun benih. Adapun hasil sementara kegiatan ini telah dilakukan penunjukan pohon plus sebanyak 175 pohon beserta uji keturunanya di Pulau Timor, pembangunan kebun benih seluas 4 ha, kultur jaringan cendana seperti pengembangan eksplan, pengakaran dan pembentukan kalus, dari kultur jaringan, uji provenansi dan penunjukan tegakan benih. Sebagian besar penelitian ini berlangsung dalam jangka panjang. Kebijakan pengelolaan cendana di NTT yang diatur oleh PERDA No.16 tahun 1986 masih rendah memberikan kontribusi bagi upaya pelestarian cendana secara berkelanjutan. Oleh karena itu aturan ini perlu disempurnakan agar dapat menguntungkan masyarakat dan pemerintah agar mampu mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian cendana. Paket-paket teknologi yang dihasilkan BPK Kupang yang sudah siap untuk dikembangkan perlu diangkat menjadi kebijakan dalam rangka membantu pelestarian cendana.

Keywords

Spesies endemik, pemanfaatan, pelestarian, hutan tanaman, permudaan alam, tunas akar, tunggak akar, pemulian pohon, jatah tebang tahunan, aturan pengelolaan.

Full Text:

PDF

References

Barret DR, 1985. Santalum album {Indian Sandalwood) Literature Review. Mulga Research Centre, Western Australian Institute of Technology.

Dinas Kehutanan Propinsi NTT, 1998. Laporan Inventarisasi Cendana (Santalum album L.) di Pulau Timor. Dinas Kehutanan NTT.

Effendi M dan Surata IK. 1992. Uji Keturunan Calon Pohon Plus Cendana {Santalum Album L) Variasi dalam Biji dan Bibit. Santalum 12, 1-10.

Effendi M. 1995. Upaya Perbaikan Mutu Benih dalam Rangka Meningkatkan Produksi Kayu Cendana di Nusa Tenggara Timur. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPK Kupang. Balai Penelitian Kehutanan, Kupang.

Enhart Y. 1998. Consequence for the Silviculture of these Spesies and Provenance. ACIAR Proceeding Sandal and Its Products.

Fox JED and Surata IK. 1990. Nursery Potting Mixure for Santalum album in Timor. Mulga Research Centre Journal 10, 38-44.

Fox JED and Surata IK. 2000. Sandalwood iin the Tropical Forest Region: An Ideal Tree For Smaal Holders. Paper Presented on the IUFRO Working Group Meeting, Cairns, Queensland, Australia, 7-12 January 2000.

Hamzah Z. 1976. Sifat Silvika dan Silvikultur Cendana (Santalum album L.) di Pulau Timor. Laporan No.227. Lembaga Penelitian Hutan, Bogor.

Kharisma dan Suriamihardja S. 1991. Pengaruh Lama Naungan terhadap Pertumbuhan Bibit Cendana {Santalum album L) . Santalum 6, 23-27.

Leki S. 1996. Kajian Pelestarian Pengusahaan Cendana Ditinjau dari Aspek Kelembagaan. Proseding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Kupang. Balai Penelitian Kehutanan, Kupang.

Rachmawati I. 1992. Pengaruh Beberapa Jenis Inang Sekunder tterhadap Pertumbuhan Cendana {Santalum album L.) Laporan Teknis Intern (Tidak dipublikasikan). Balai Penelitian Kehutanan, Kupang. Rachmawati I. 2000. Teknologi Kultur Jaringan untuk Pelestarian Cendana di Nusa Tenggara Timur. Makalah Disampaikan pada Seminar Hasil-Hasil Penelitian BPK Kupang, Kupang, 28 Maret 2000.

Rai SN. 1990. Status and Cultivation of Sandalwood in India. Proceeding of Symposium on Sandalwood in Pacific.

Subba Rao NS. 1990. Nodule Haustoria Microbial Features of Cajanus and Pongamia Parasitised by Sandal. Plant and Soil 128, 249-256.

Susila IWW, Luanlaka AJ dan Nalle ML. 1993. Perkembangan Potensi Kayu Cendana. Prosiding Seminar Pemantapan Upaya Pelestarian Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang.

Susila IWW. 1995. Exploitasi Cendana dan Permasalahannya. Prosiding Diskusi Hasil- Hasil Penelitian. Balai Penelitian Kehutanan Kupang.

Susila IWW dan Choirul Akhmad. 2000. Potensi, Kandungan Teras dan Kajian Pengelolaan Tegakan Cendana Alam. Makalah Disampaikan pada Ekspose Hasil- Hasil Penelitian BPK Kupang, Kupang 28 Maret 2000.

Surata IK, Sinaga M and Sutrisno E. 1994. Utilization and Conservation of Sandalwood in Nusa Tenggara Timur Indonesia. Paper Presented on Sandalwood Workshop, Noumea, New Caledonia, August 1-12.

Surata IK dan Purwadi A. 1993. Kesiapan Teknologi Pembuatan Hutan Tanaman Cendana. Prosiding Seminar Pemantapan Upaya Pelestarian Cendana di Propinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas Kehutanan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang.

Surata IK. 1990. Pengaruh Media Semai terhadap Perkecambahan Benih Cendana {Santalum album L). Laporan Teknis Litbang Kehutanan. Balai Penelitian Kehutanan Kupang 3, 11-19.

Surata IK. 1991. Pengaruh Kotoran Sapi sebagai Bahan Pencampur Media Tanam terhadap Pertumbuhan Semai Cendana {Santalum album L.). Santalum 1, 9-17.

Surata IK. 1992. Perkembangan Penelitian Pembibitan dan Penanaman Cendana di Nusa Tenggara Timur. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional tentang Status Silvikultur di Indonesia Saat ini. Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Surata IK. 1993. Uji Coba Penanaman Cendana di Bawah Tegakan Acacia auriculiformis. Laporan Teknis Intern (Tidak Dipublikasikan). Balai Penelitian Kehutanan, Kupang.

Surata IK. 1993. Pengaruh Jenis Inang terhadap Pertumbuhan Semai Cendana {Santalum album L.). Santalum, 9, 1-9.

Surata IK. 1994. Pengaruh Tinggi Bibit terhadap Keberhasilan Tumbuh Cendana {Santalum album L.). Santalum 13, 1-10.

Surata IK and Fox JEDm. 2000. Goverment Initiatives to Encaurage Land Holders to Participate in Planting Sandalwood in East Nusa Tenggara. Paper Presented on the IUFRO Working Group Meeting, Cairns, Queensland, Australia, 7-12 January 2000.

Surata IK. 1997. Laporan Perkembangan Penelitian Cendana. Laporan Teknis Intern. Balai Penelitian Kehutanan, Kupang.

Surata IK. 1998. Silvikultur Cendana dan Permasalahnnya. Laporan Teknis Intern. Balai Penelitian Kehutanan, Kupang.

Surata IK. 1999. Laporan Penelitian Peningkatan Produktivitas Hutan Alam Bekas Tebangan Cendana di Pulau Timor. Laporan Teknis Intern. Balai Penelitian Kehutanan, Kupang.

Suriamihardja S, Surata IK dan Kharisma. 1991. Pengaruh Varietas, Pupuk Urea, dan Inang terhadap Pertumbuhan Semai Cendana {Santalum album L.). Santalum 6, 1-9.

Suripto J. 1992. Pemulihan Potensi Cendana di NTT. Makalah disampaikan pada Seminar Hari Bhakti Departemen Kehutanan Propinsi NTT, Kupang.

Troup RS. 1921. The Silviculture of Indian Trees. Lauracea, Coniferae, Santalaceae. Vol III, 799-819. Clarendon, Oxford, UK.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.